Orang Tua Siswa di Tasik Kasihan pada Prabowo di Tengah Maraknya Keracunan MBG, Tujuannya Mulia

ww.narrativetimes.com.ǁJawa Barat,4 Oktober2025–Gilang Ramadhan (41) mengungkap rasa kasihannya kepada Presiden Prabowo Subianto karena maraknya kasus keracunan diduga akibat menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Banyak sekali kasus keracunan yang terjadi belakangan ini.
Padahal, menurut Gilang, tujuan Presiden RI Prabowo Subianto sangat mulia memberikan asupan gizi ke anak.
Namun sayang, program ini malah dianggap sebagai ladang proyek tanpa mendahulukan mutu makanannya.
Di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, kasus keracunan MBG telah tiga kali terjadi. Perinciannya, 400 pelajar keracunan MBG di Kecamatan Rajapolah, 52 pelajar di Cikalong, dan terakhir Rabu (1/10/2025) tercatat 109 pelajar mengalami keracunan MBG di Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.
“Tujuan Pak Prabowo itu benar, mulia dan ingin anak-anak gizinya terjamin. Tapi, di lapangan, di daerah MBG seperti dijadikan proyek pengusaha-pengusaha orang banyak uang. Jauh, dari kemuliaan. Kami Kasihan ke Pak Prabowo. Korbannya anak-anak kami yang sekolah keracunan,” ungkap Gilang yang merupakan orang tua siswa asal Tasikmalaya, Jumat (3/10/2025).
Gilang menambahkan, masyarakat berharap agar program prioritas Prabowo itu bisa dijalankan dengan benar oleh pegawai di seluruh instansi terkait sampai ke daerah. Apalagi, banyak kasus keracunan MBG di daerah yang belum terungkap secara jelas penyebabnya.
Dia pun mencontohkan yang terjadi di Tasikmalaya, yakni ada temuan buah-buahan berbelatung, wadah makanan tidak bersih dan masih berminyak, menu yang sudah bau dan basi, serta sayuran yang berlendir.
“Malah sampai anak saya dan teman-temannya di SMA, kemarin semua tak makan burger yang diketahui basi. Lalu, katanya mereka menulis ramai-ramai kertas protes di wadah MBG supaya dibaca para SPPG,” tambah Gilang.
Hal senada diungkapkan orang tua siswa lainnya, Mitha Suryaningsih (42). Ia selalu mewanti-wanti anaknya supaya mengecek pembagian MBG terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Apabila makanannya sudah basi atau mencurigakan, ia melarang anaknya untuk mengonsumsi karena khawatir keracunan.
“Kita orang tua jadi waswas. Padahal Pak Prabowo baik dan sangat peduli kepada generasi muda. Tolong Pak Presiden, ini para pelaksana-pelaksana di daerahnya yang lebih mementingkan bisnisnya berantas saja, karena MBG dijadikan proyek orang kaya, tanpa mempertimbangkan kualitas gizi makanannya,” ujar dia.
Mitha sekaligus menyoroti janji Program MBG yang akan menyentuh UMKM di daerah. Ia melihat, program itu belum memiliki dampak positif bagi UMKM. Malah, sejatinya program MBG di lapangan seakan-akan dimonopoli oleh para pengusaha yang memiliki dapur-dapur SPPG.
“Sekarang gini, mana ada orang biasa miliki dapur SPPG. Orang kaya semuanya yang punya SPPG. Batas minimal katanya buat dapur saja sudah Rp 2 miliar. Orang kecil atau biasa mana ada yang punya SPPG,” katanya.